Jumat, 05 Desember 2014

ZOOMING AND PANING

1. Zooming
Zooming merupakan teknik foto yang berguna untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure (pemotretan). Sudah tentu perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom misal lensa kita 18-55.

Efek foto yang menggunakan teknik zooming akan mendapatkan foto yang terkesan bergerak menuju suatu titik.
 Zooming merupakan teknik foto yang berguna untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure (pemotretan). Sudah tentu perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom misal lensa kita 18-55.

Efek foto yang menggunakan teknik zooming akan mendapatkan foto yang terkesan bergerak menuju suatu titik. Hasil foto zooming tidak sama seperti hasil foto menggunakan teknik membuat foto bokeh. Meski kedua teknik tersebut sama-sama memfokuskan pada obyek dan mengaburkan background.
Contoh Foto Teknik Zooming
Jika kita bisa memilih background yang memiliki kontras dan variasi warna, efek foto zooming yang dihasilkan pun akan lebih baik. Untuk mendapatkan kesan gerak/zooming, kita harus memperhatikan kecepatan gerakan tangan saat mengubah panjang fokus disaat exposure (kamera memotret).
Pada saat pemotretan dengan menggunakan teknik zooming, dalam waktu bersamaan dengan proses eksposure, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah luar (untuk jenis zoom yang ditarik) atau dengan cara menggeser titik fokus lensa ke kiri atau ke kanan.
Tempatkan subjek utama pada bagian tengah foto. Pada bagian ini, ketajaman gambar relatif lebih baik dari bagian lain untuk dijadikan POI nya. Teknik zooming fotografi masih bisa dilakukan diarea minim cahaya karena salah satu cara memotret zooming shutter speed tidak disarankan untuk lebih dari 1/30s.
Teknik Zooming dalam Fotografi
Untuk mempelajari Teknik Zooming dalam Fotografi tidaklah susah, Berikut sedikit tips-tips dari blog tips fotografi untuk Teknik Zooming Fotografi :

Teknik Zooming Diantaranya

  • Fokuskan obyek tepat ditengah kemudian di zoom sampai full dekat
  • Sambil memencet tombol shoot putar gelang zoom ke zoom out atau menjauh.
  • Untuk lebih aman terhadap lensa gunakan pilihan manual focus.
  • Gunakan Speed sedikit rendah misal 1/10s dan diafragma menyesuaikan.
  • Sebaiknya menggunakan tripod untuk menjaga fokus agar maksimal.
  • Untuk memperoleh kesan zooming yang menarik, pilih background yang memiliki kontras dan banyak warna.
Jangan pernah menyerah untuk menghasilkan foto zooming yang menarik, lakukan berkali-kali. Karena semakin sering mencoba, perlahan akan memahami karateristik speed dari kamera yang Anda pakai.


2. Panning


Teknik panning adalah saat kita memotret sambil menggerakkan kamera mengikuti arah gerakan subyek. Subyek yang kita ikuti akan terlihat lumayan tajam sementara lingkungan sekitar akan terlihat blur sehinnga memunculkan kesan motion (gerakan).
  • Set kamera di mode shutter priority
  • Berapa detik exposure yang dipakai ditentukan oleh kecepatan subyek, memotret panning orang jogging misalnya butuh 1/20 detik sementara balap mobil bisa 1/100 detik
  • Antisipasilah titik fokus subyek lalu gunakan manual fokus
  • Cara menggerakkan lensa tentu harus selembut mungkin mengikuti gerakan subyek, dan arahnya hanya horisontal, jadi hasil foto panningnya masih enak dilihat (kecuali anda berkehendak lain)
  • Jangan terlalu crop ketat dikamera, nanti subyek malah terpotong. Kasih ruang untuk gerakan subyek, crop di photoshop nanti
  • Latihan memegang kunci, trial and error kadang adalah sahabat terbaik kita
Tips foto panning yang lebih rinci bisa anda baca disini.

Beberapa contoh foto panning:


Speed.
1/100, f/7.1, ISO 400
Goodbye Nikon D100
1/25, f/13, ISO 200
The Speed of Light

1/160, f/5.6, ISO 200

2. Long Exposure

Foto long exposure dihasilkan saat kita memotret dengan shutter speed lambat. Long exposure membutuhkan waktu exposure yang biasanya jatuh diangka 1/10 detik atau lebih lambat.
Saat memotret long exposure kita membutuhkan tripod yang kuat, remote shutter untuk mengindari shake serta butuh waktu. Waktu dibutuhkan untuk mengulang jika kita belum puas.
Long exposure tidak melulu berarti memotret malam hari. Memotret air terjun, laut atau sungai disiang hari dengan air bergerak (dan awan bergerak) menjadi terlihat seperti serat kapas juga termasuk long exposure. Begitu juga foto bulb, star trail, light trail, light painting dan sebagainya. Intinya kita membutuhkan waktu exposure yang lama, supaya benda bergerak terlihat blur.
Belfot akan membuat artikel tentang long exposure dengan lebih rinci (tentang light trail disini, sementara tentang light painting disini). Untuk saat ini, berikut beberapa contoh foto long exposure:

New York Times Square at Night
1/3 detik, f/3.5 ISO 100

The Plughole
25 detik, f/8/ ISO 100


Selasa, 02 Desember 2014

Menyimpan dan Merawat Peralatan Fotografi



Menyimpan dan Merawat Peralatan Fotografi


Setiap barang yang kita butuhkan pasti akan kita simpan baik – baik dan kita rawat sebagaimana kita membutuhkan kontribusi dari barang tersebut. Perawatan dan penyimpanan yang baik pada suatu barang akan membuat barang tersebut menjadi lebih awet dan tahan lama. Hal serupa juga dibutuhkan untuk menyimpan dan merawat peralatan fotografi. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk menyimpan dan merawat peralatan fotografi, antara lain:
1.       Dry Box
Dry box merupakan sebuah lemari yang memiliki sifat anti lembab yang biasa digunakan untuk menyimpan alat – alat fotografi yang sering terkena serangan jamur, seperti yang terjadi pada lensa kamera. Lemari yang dilengkapi dengan lampu berukuran 2,5 watt ini mampu menjaga suhu agar tetap dalam kondisi yang hangat. Hal tersebut dikarenakan untuk mengantisipasi timbulnya kelembaban pada lemari. Sementara suhu pada lemari juga harus berada pada 20 derajat.
2.       Waterproof Bag
Kita sering melihat seorang fotografer membawa tas anti air ketika melakukan pemotretan terhadap suatu objek pada musim hujan. Alat tersebutlah yang bernama waterproof bag. Alat tersebut digunakan untuk menyimpan kamera dari pengaruh air hujan saat hunting foto.
3.       Blower Brush

Alat tersebut berfungsi untuk mengeluarkan udara pada saat kita membersihkan lensa kamera dari debu.
4.       Tisu Lensa
Tisu tersebut berfungsi untuk membersihkan kotoran pada lensa. Tisu ini didesain khusus untuk lensa kamera kita.
5.       Silica Gel
Merupakan zat yang digunakan untuk mengantisipasi kelembaban pada kamera. Dengan menggunakan silica gel, kamera kita akan terlindungi dari jamur yang disebabkan oleh kelembaban yang muncul.

Alat Bantu Fotografi



ALAT BANTU FOTOGRAFI

Dalam pemotretan, selain menggunakan kamera dengan segala fasilitasnya, ada kalanya kita memerlukan alat pendukung untuk memaksimalkan hasil pemotretan kita. Alat pendukung ini sangat berguna untuk membantu kita dalam setiap pemotretan dan penggunaan alat bantu fotografi tergantung pada kebutuhan kita. Penggunaan alat bantu dapat mempengaruhi hasil pemotretan yang akan kita peroleh. Semuanya tergantung pada sejauh mana kreatifitas kita dalam menciptakan karya fotografi dan seperti apa foto yang kita inginkan. Ada 3 jenis alat bantu fotografi yang harus kita kenali, yaitu:
ALAT BANTU PEMOTRETAN
a. Filter

Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini filter berfungsi menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang  diujung  lensa. Bentuk filter ada  dua  yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus  di depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.  Macam – macam filter dan kegunaannya antara lain :
a.       filter PL, memekatkan warna dan menghilangkan refleksi
b.      filter UV, mengurangi sinar ultra violet.
c.       filter ND (natural density), mengurangi contrast.
d.      filter warna, memberi efek warna.
e.       filter soft, melembutkan objek.
f.       filter diffuser, hampir sama dengan filter soft, tapi lebih halus.
g.      filter cross, memberi efek cross/silang pada sumber cahaya.
h.      filter multi image, memberi efek multi image.
i.        filter multi expose, digunakan dalam pemotretan multi expose.
j.        filter gradasi, memberi efek gradasi warna
b. Tudung Lensa

Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi saturasi warna.  Alat ini sangat berguna terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.
c. Tripod

Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.

d. Monopod

Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih praktis.
e. Kabel Release

Bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutter ditekan karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung. Penggunaannya dipasang pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod dan biar penggunaan tripod lebih afdol.
f. Background 

Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.
g. Stand Background

Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai kebutuhan.

ALAT BANTU PENCAHAYAAN
a.       Flash atau Blitz

Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash pada siang hari, saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan flash pada siang hari biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal dari baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya, jaraknya, hingga fasilitas lebih yang dimilikinya.
b.      Slave Unit

Dapat disebut sebagai alat sensor. Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main light (sumber cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung dengan slave unit tersebut.
c.       Sincro Cable/Kabel Sinkro

Kabel yang digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang lain. Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber cahaya tambahan ke body kamera.
d.      Holder atau Braket

Alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakan flash tambahan. Holder berfungsi sebagai penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang pada body kamera.
e.       Strobo atau Strobe

Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light sumber cahaya utama. Jadi strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan.  Jika tidak menggunakan main light, strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor.
f.       AC Slave

Hampir mirip dengan strobo cara kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar atau menyebar ke segala arah.
g.      Snoot

Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.
h.      Payung Reflektor

Sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut. Payung reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga yang berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan cahaya yang hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo.
i.        Reflektor

Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga dapat menggunakan sehelai  kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.
j.        Soft Box

Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.
k.      Barndoors


Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.